Selasa, 25 Juli 2023

Rumah Pamanku Kecil Tapi Isinya Banyak


Photo by Luke Stackpoole on Unsplash


Rumah pamanku ada di desa. 

Ukurannya kecil saja.

Tapi dia punya semua.

Setiap pergi ke sana, aku selalu menemukan benda-benda menarik.

Ada raket tua, kursi kerja, kandang ayam, kipas angin buatan tangan.


Selasa, 19 Oktober 2021

Squid Game dalam Tagar

 

Photo by Vadim Bogulov on Unsplash           


Hype Squid Game masih terasa, simpulkecil mau ikutan juga bikin tulisan tentangnya.

Squid Game daripada hanya cerita tentang pertarungan bertahan hidup yang jadi ribut karena katanya hasil contekan sana sini, aku lebih suka membicarakannya dari sisi lain. Bagaimana ia dengan gamblang mendongengkan hubungan miskin kaya.

Highlight adegan: Ketika semua orang ketakutan setelah permainan pertama, lalu melakukan voting untuk menentukan nasib selanjutnya.

Bisa dilihat bagaimana orang-orang yang punya kuasa seolah memberi pilihan. Padahal itu semua adalah bagian dari permainan. Berlagak malaikat dan menawarkan opsi. Setelah sebelumnya diam-diam mengumpulkan informasi dan berpangku tangan melihat ketidak adilan di depan mata. Orang-orang berkuasa itu tidak peduli. 

PHK, ketidak adilan upah, masa depan orang yang keluar dari penjara atau yang ingin minta suaka. Tidak ada makan siang gratis di atas meja.

Senin, 22 Juni 2020

Pria Manis

Pria manis? Sebuah judul yang janggal bukan? Pria biasanya lebih identik dengan sifat kuat, besar, gagah dan perkasa. Sedang manis lekat dengan gambaran tentang wanita. 

Photo by Clem Onojeghuo on Unsplash

Menurut temanku, secara garis besar ini ada kaitannya dengan nilai patriarki yang telah ada dan kita, manusia, internalisasi dalam kehidupan sehari-hari sekian lama. Sekelompok orang merasa jauh lebih tinggi derajatnya karena memiliki perangkat tertentu yang tertempel di dirinya.

Sabtu, 06 Juni 2020

Tentang Durhaka

Beberapa waktu yang lalu aku membaca curahan hati seorang gadis di media sosial tentang bagaimana sang ibu menolak calon suami yang dia ajukan, malah memilih untuk menyodorkan calon baru sebagai pendamping tanpa komunikasi yang memadai untuk bisa bertukar pikiran dan saling melegakan keputusan. Saat itu aku yang (seperti biasa) SOK TAU membalas dengan berapi-api mengenai betapa pentingnya untuk memulai komunikasi dan melemparkan berbagai saran agar teguh pendirian, bahwa kamu punya hak untuk memilih kehidupan di masa depan bla bla bla...

Photo by Velizar Ivanov on Unsplash

Sampai sore ini tiba-tiba sebuah pemahaman baru menghantamku saat sedang melamun sembari makan (jangan ditiru!!). Bagaimana jika alih-alih hanya bingung, anak yang curhat itu sebenarnya adalah sebuah representasi dari sebagian anak-anak di dunia ini yang tidak memiliki keistimewaan untuk bisa berkomunikasi secara terbuka dengan orang tuanya?

Kamis, 30 April 2020

Mengaji, Menari dan Menebar Kebaikan

Tutup aurat, tutup aurat jangan boleh dilihat.

Malu wajib pribadi mulia

itulah tuntunan agama...

"Jangan saling bertabrakan ya, anak-anak. Dilihat kiri kanannya. Yang baris depan ke arah kanan dulu, yang belakang ke kiri. Lanjut bait selanjutnya..."
Suara teriakan yang sampai hari ini masih bisa aku dengar sangat dekat di telinga, meski telah lewat 20 tahun lamanya sejak pertama kali mendengar beliau melafalkan bait demi bait lagu tentang aurat seorang muslim kepada kami, anak-anak yang hadir untuk belajar mengaji. 


Photo by Ifrah Akhter on Unsplash

Bu Suti, namanya. 

Guru tempat kami belajar saban sore. Seseorang yang aku ingat sebagai ibu bersuara nyaring dengan senyuman manis. Guru perempuan muda pertamaku dalam belajar agama. Potongan cerita beliau pernah juga aku muat di blog ini terkait sentimen menjadi perempuan di Indonesia ini. 

Selasa, 24 Maret 2020

Mungkinkah Itu Cinta?

Ketika kita bicara tentang kecewa
Aku mengingat tatapan mata yang dulu aku tidak tahu definisinya
Jika bicara harusnya
Mari kembali ke masa di mana semua terlihat samar

Photo by chuttersnap on Unsplash

Itu mungkin cinta
Yang terlambat kita sadari
Yang terlambat dipanen buahnya

Sabtu, 14 Maret 2020

Saat yang Disukai, Tidak Seperti Dugaan Awal

Apapun itu jika dilihat lebih jauh biasanya memang akan terlihat lebih baik. Seperti gunung, kata salah satu pepatah, akan memiliki kesan lebih indah dilihat dari kejauhan. Namun saat mendekat barulah kita sadar ada banyak tanjakan, batu-batu besar, pohon yang mati dan hewan-hewan pengisap darah.
Begitu pula manusia.

Photo by mike dennler on Unsplash

Orang tua, pasangan dan teman akan terlihat mempesona dari luar namun sebagai orang terdekat, kita tentu akan menemukan cela, salah dan ketidak sempurnaan.
Sebuah fakta yang membuat aku bertanya, "apakah memberatkan saat orang yang disukai, tidak sesempurna dugaan awal?"