Senin, 18 Februari 2013

Kala Umi jadi Inspirasi



Kau cantik, Umi. Cantik dengan jilbab panjang yang kau kenakan dengan penuh ketaatan.
Kau kian cantik, Umi. Cantik karena kau patuhi Allah dan suami.

Kau bercahaya. Bercahaya dengan pancaran cinta dan doa dari anak-anak yang kau sayangi dengan tutur sempurna.
Kau kian bercahaya, Umi. Oleh karena hafalah ayat dan hadis tiap hari.

Keringat dan doa tak lepas kau jadikan pegangan, kau genggam dan biarkan ujungnya terulur keatas menuju Arsy nya, menuju putih suci kasih Illahi.
Maka Ia ingin kau berdoa, karena lafal cintamu Umi manis syahdu mengusik rindu. Maka biarkan aku sejenak tersedu di bahumu, mendekap kehangatan dari panasnya cacian dan nada sinis diluar.

Ayo, Berkarya. (Let’s Move On)



Judul tulisan kali ini agak provokatif, jadi berkesan ngajakin coblos nomor caleg. Eiitt.. Jangan salah dulu, berkarya bukan hanya milik mereka para penguasa, kita yang pemuda, mana nih suaranya. Berkarya, beraksi nggak mesti bawa spanduk, toa atau orasi di istana Negara.
Cuma butuh kemauan, mental besi dan nggak takut menghadapi batu sandungan dikanan kiri, bisa kita jadikan salah satu solusi.

Sayangnya pemuda sekarang, bukannya sibuk cari ide wirausaha, buka lapangan kerja, dikit-dikit mengurangi beban keluarga, dampak luasnya bisa menguntungkan Negara, ini malah sibuk galau gelisah merana. Padahal sumber daya di Indonesia nggak ada kurangnya.

Sabtu, 16 Februari 2013

Masih Februari


Aku berhenti, memilih berhenti sebelum kita saling tersakiti, untuk apa dijalani bila semua sejauh ini hanya imaji. Masih di Februari...

Rabu, 06 Februari 2013

Sayap-sayap kecil dan cermin usang





Sayap-sayap kecil itu akan membawamu pada suatu masa penuh cahaya, masa dimana tak lagi hanya ada lilin kecil sebagai lentera. Belajar. Itulah sayap-sayap kecil yang kau kepakan penuh semangat. Aku cerminmu, bolehkah aku mendapat peran kecil itu ? Bolehkah namaku tertulis disehelai bulu sayapmu, sehelai diantara tumpukan-tumpukan bulu yang akan membawamu kian tinggi, berpijar dan wangi.


Kadang akan ada kabut tebal yang menutup penglihatan, kadang akan ada asap yang menari membuat kering tenggorokan dan gatal matamu yang terpancang kedepan. Usap lah sebentar, halau lah dengan tangan, dan berpijar lah kian terang dan kepakan sayap kian tinggi ke masa depan.


Dalam dongeng paling klasik pun akan selalu kau temui pemeran anatagonis penuh kesinisan dan sarkastik, apalagi di dunia yang penuh manusia. Kelak jika kau temui mereka, lewati dan berikan senyuman. Lalu kepakan sayap-sayap kecil mu membentuk tarian, tarian penghapus benci dan penyubur cinta.


Minggu, 03 Februari 2013

Elegi Rasa 1




Didekatmu, aku merasa gerakan ritmik jantungku bermetamorfosa menjadi lebih kencang, tak sesak namun ada perasaan senang yang membuncah.

Menghampirimu, menujumu, langkah kaki ringan kian dekat jarak yang terbentang.
Mengintaimu dalam kesunyian menghantarkan gelombang kebanggaan dalam tiap jejak yang kau tinggalkan.

Membuatku terbiasa menelan kata yang hendak terungkap, meluber keluar.
Kita tak pernah benar-benar dekat, benar-benar mengerti satu sama lain. Karena hakikatnya, yang belum siap harus lebih kuat, harus lebih sabar menunggu dan berharap.