Kamis, 04 Mei 2017

Menjadi Perempuan Indonesia, di antara Dilema Kesetaraan dan Kepatutan


 Gambar diambil dari pinterest
Hal paling inspiratif dari perjuangan Kartini adalah karena Ia melakukannya untuk kebermanfaatan dan kehormatan perempuan Nusantara bukan hanya kepentingan pribadinya.

21 April hanya akan menjadi parade kebaya dan sanggul jika kita lupa makna perjuangan yang sebenarnya. Atau hanya akan jadi sebuah pagelaran kontes minim renungan jika kita hanya sekilas terpukau pada kutipan-kutipan kata tanpa mau meneladani perjuangan dan kerja keras simbol perempuan Nusantara, Raden Ajeng Kartini, yang semoga selalu terberkati oleh Yang Maha Esa.

Menjadi perempuan bagi ku (dan mungkin dirasa juga oleh perempuan lainnya) adalah sebuah keberkahan sekaligus juga jalan terbentang panjang atas nama kehormatan dan kesetaraan. Menjadi perempuan Indonesia, khususnya, telah lama seolah digambarkan sebagai manusia kelas dua, yang tidak perlu terlalu cerdas, terlalu kaya, dan ter ter lainnya yang menunjukkan kelebihan hingga membuat laki-laki merasa kecil dan rendah diri.

Selasa, 25 April 2017

Ia Muncul Lagi



Image by weheartit

Mimpi itu lagi. Setelah sempat tidak pernah hadir, kini semua seperti kembali ke awal. Besok akan hari jadi yang panjang, harus kembali menemui dokter dan menjawab serta menjalani berbagai pertanyaan dan perawatan. Membayangkannya saja sudah membuat lelah. Sekarang apa yang harus kulakukan setelah terbangun di tengah malam?

Lelaki 28 tahun itu lalu beranjak dari kasurnya yang terbilang cukup besar, ia mengeratkan kembali tali piama tidur berwarna coklat yang ia kenakan. Harapan untuk tidur lebih lama telah hilang seiring semakin seringnya mimpi buruk datang pada beberapa hari belakangan. Ia memutuskan membuat coklat panas dan mengambil buku catatan.

Buku yang sempat ia tidak sentuh karena berkurangnya intensitas mimpi buruk. Dokter tempatnya mendapat bantuan kejiwaan mengatakan ia harus kembali melakukan treatment semula, saat ia datang mengeluh pekan lalu.

Lelaki dengan mata tajam itu membuka buku catatan bersampul coklat, di dalamnya terdapat banyak catatan. Di halaman-halaman awal, tulisan yang tergores terlihat acak-acakan. Seolah yang menulis tengah ketakutan. Ia ingat saat itu, di awal menulis catatan, mimpi yang mendatanginya begitu mengerikan.
Ia melihat banyak anak panah berterbangan di atas kepala. Takut juga bingung yang ia rasakan di mimpi, anehnya terbawa hingga ia bangun. Bahkan jika gambaram mimpi kian jelas, maka seharian mood dan pikirannya tersita, ia tidak bisa berpikir seperti biasa.

Minggu, 23 April 2017

Di antara Daun Gugur

image by weheartit

‘Kamu masih suka musim gugur?’
Aku tidak ingat sebelumnya pernah begitu kaget dan menoleh secepat kilat seperti yang kulakukan sekarang.
‘Kamu masih ingat?’, tanyaku memastikan.
Kamu tertawa pelan dengan tangan kanan yang menutup bibir, seolah takut aku mengintip.
‘Tentu saja, pria lucu. Aku selalu ingat.’
Dan disinilah aku, di tengah merahnya senja. Merasa angin yang menerpaku mendingin. Jaket ku eratkan ke tubuh. Angin musim gugur.
.

Untuk Perempuan yang Merindukan Pelukan


image by pinterest

‘Aku tidak pernah memilih dilahirkan sebagai perempuan’, gumammu senja itu. 
Begitu datar, tidak terbaca.
Aku diam karena bingung memberi balasan atau kamu memang tidak butuh itu?
Lalu seperti senja hari-hari sebelumnya, kita mengisi tiap pertemuan dengan lebih banyak diam.
.
Sebagai seorang lelaki lumayan mapan di usia matang, aku telah mengenal banyak macam dari kaummu.
Hingga aku bisa menyimpulkan satu pernyataan, ‘kalian semua bagaimanapun beda rupa, latar belakang, karakter dan lainnya selalu punya satu pandangan yang serupa.’
.

Senin, 10 April 2017

Pemuja Kebahagiaan

picture from pinterest

Sejak kecil kisah sang putri yang hidup bahagia selamanya adalah mimpi tiap kita. Bahagia dalam definisi memiliki suami pangeran, tinggal di istana dan bangun tiap hari tanpa takut mendengar cerca ibu tiri dan teriakan saudara perempuan.
Saat Ibu menutup buku, kamu menutup bibir membentuk garis lurus, Tersenyum. Membayangkan kelak masa depan bagai sebuah garis lurus yang kamu tempelkan tujuan hidup di ujungnya, bahagia.
***

Bahagia apa harus selalu hal yang terungkap mata? Apa harus selalu terlihat rupa dan bisa disentuh tiap jari dan indera?

Kamis, 30 Maret 2017

Sendirian

Image From Pinterest

Salah satu hal paling menyedihkan di dunia ini adalah ketika kamu sadar seseorang yang kamu kenal dan temani bertahun lamanya ternyata tidak juga mengenalmu dengan baik.
Tidak mengenal kerapuhan hatimu. Ketakutan-ketakutanmu.

Malam ini aku duduk ditemani suara merdu duo Band Indie kesukaan bangsa, Banda Neira, yang secara mengagetkan memutuskan bubar belum lama.
Sembari bersandar di dinding. Berpikir.

2 tahun belakangan adalah waktu paling tenang sekaligus paling gaduh.
Aku menyadari banyak hal yang sebelumnya luput, entah karena kenaifan, entah karena usia muda membuat pengalaman dan pemahamanku masih terhitung jari tangan.

Rabu, 22 Maret 2017

Mencintai Buku-buku Lalu Kamu

picture by weheartit

Para pencipta huruf, kata lalu buku entah apapun niat awalnya, semoga kalian selalu bahagia. Para penikmat halaman demi halaman, judul yang terus berganti, genre yang terus diperbarui, semoga kalian selalu menemukan waktu dan tempat untuk sekedar bertamasya ke tempat yang sama-sama kita ketahui dimana.

Untukmu yang aku cintai melalui buku-buku, terima kasih untuk ketangguhan meneruskan tiap titik. Terima kasih telah membawaku pada tempat, pemahaman dan berbagai hal baru yang sebelumnya tidak aku tahu ada. Kamu membuat iri sekaligus jatuh hati dengan segala ketekunan itu.

Sabtu, 11 Maret 2017

Apa Kamu Tengah Berharap Dicintai?

image by pinterest

Apa kamu sekarang tengah bertanya-tanya, kenapa tidak bisa seperti dia?
Apa kamu sekarang tengah menyesali banyak waktu dan pengalaman?
Apa diam-diam kamu menangis di tengah malam karena lelah, karena putus asa?
Apa dalam hati, kamu berharap ada seseorang yang memeluk dan mengucapkan terima kasih atas keberadaanmu, atas semua usahamu, atas cinta dan kasih yang kamu beri secara cuma-cuma?
Apa kamu tengah berharap dicintai?
.
.

Distance Blues, Sebuah Review



Keterangan Buku
Judul: Distance Blues, Aku dan Kamu Terserak dalam Jarak
Penulis: Agustine W.
Tebal: 288 halaman
Penerbit: PING
Tahun Terbit: 2016

Ide besar dari novel perdana Agustine ini adalah tentang penyakit jiwa dan hubungan jarak jauh. Berat ya? Tapi tenang, Penulis tetap menceritakannya dengan gaya khas novel teenlit kok, mudah diikuti dan dipahami pembaca.

Pertama kali menyentuh novel ini, mata langsung berbinar melihat keimutan sampulnya yang didominasi warna ungu dan merah muda. Novel juga memiliki tebal yang cukup untuk dihabiskan sehari sekali lahap, tidak terlalu ramping seperti buku kata-kata inspiratif atau tebal seperti serial Harry Potter.

Kamis, 09 Maret 2017

Kamu masih di sana



Kamu duduk di sudut paling gelap. Selalu begitu. Awalnya satu persatu mereka akan mendekat, penasaran. Apa kamu baik-baik saja? Butuh ditemani? Tanya mereka dengan wajah prihatin dan kasihan. Kamu menjawabnya dengan senyum sambil menggeleng perlahan. Selalu begitu.
Mereka yang penasaran perlahan menjauh. Mulai berpikir kamu memang tidak suka keramaian, sebagian lagi berpikir kamu terlalu aneh untuk bisa berbaur. Kamu diam tanpa perlu memberi penjelasan.
Kamu suka sendirian, mengamati keramaian. Kamu suka melihat banyak wajah dan ekspresi yang berubah-ubah. Bertanya dalam hati, apa kamu juga punya satu dua ekspresi itu? Atau bolehkah kamu meminjamnya dari wajah-wajah mereka.
Bagimu, sejak hari itu. Hari dimana kamu sadar tiap orang disekitarmu hanya terikat pada kepentingan, kamu memutuskan melepaskan semua. Memilih sendirian.
Semua hubungan yang kini kamu jalani, kamu pilih dan sadari dengan perjanjian keuntungan. Bagimu itu semua lebih aman. Tidak akan ada yang berharap lebih, lalu kecewa.
.
.
.

Minggu, 08 Januari 2017

Change


Sebenarnya apa yg kita inginkan dari berbagai kegiatan yg kita lakukan sehari-hari?
Kenapa seseorang mesti sekolah, bekerja, menikah dan sebagainya?
Pertanyaan-pertanyaan kecil seperti itu pasti pernah terlintas, namun entah karena tidak punya waktu, usia yg kian menua, atau berbagai kewajiban yg mesti diurus, kita urung menemukan jawaban.

Sejak masih usia sekolah dan semakin besar nyalanya seiring bertambahnya usia, selalu ada pernyataan yg saya simpan di dalam hati, "saya tidak ingin se 'normal' orang lain".
Jika normal menurut banyak orang adalah melakukan rutinitas yg serupa.

Saya ingin melakukan hal berbeda, bukan demi pengakuan tapi atas dasar kepuasan.

Usia 23 tahun dgn ilmu yg masih sedikit akhirnya saya sampai pada jalan menuju pemenuhan rasa kepuasan itu.
I know what I desire the most.

Jadi, meski pelan dan tidak melulu membawa perubahan besar, saya tahu tengah bergerak ke arah yg benar (in my point of view).

Doakan yes!!

Senin, 02 Januari 2017

New Year, New Me (?)

Hai,  aku yg 23 tahun.
Selamat hidup di awal tahun 2017.

This year, i have some resolution (of course).
One of some is move out !!

Aku sdg mempersiapkan sesuatu yg spesial untuk diri sendiri dan pembaca.
So, please stay with me.